Tumbler Sebagai Solusi
jual tumbler jogja, personalized tumbler shopee, tumbler custom satuan bandung, tumbler custom satuan surabaya, tumbler custom murah jakarta, custom tumbler murah bandung, jasa laser tumbler, tumbler laser
Hari Sabtu di desa kecil, di pinggiran kota melamun menyaksikan sekeliling, tersebut yg dilaksanakan Fana di belakang rumahnya. Sampah-sampah botol plastik berserakan mengisi halaman belakang rumahnya. Fana memikirkan inginkan diapakan seluruh sampah botol tersebut.
Telepon berdering, Fana beranjak dari belakan rumah mendekat sumberbunyi,telepon di angkat, muali hadir suara dari rongga telepon, Fana mendekatkan telepon ke telinganya sampai sura tersiar jelas. Samar-samar tersiar suara seorang anak kecil yg memanggil nama Fana, dia ialah sepupu Fana yg bermukim di luar kota ,anak kecil itu berbicara bahwa keluarganya akan berangjangsana kerumahnya akhir pekan ini, lupa Fana berbicara sepatah kata telepon sudah diblokir dan mejadikan hening seketika. Suara seorang ibu memanggil Fana dia berbicara “tolong rapikan ruang tamu”, Fana berteriak “Baik bu”,ia beranjak dari lokasinya dan mulai berjalan mengarah ke ruang tamu dan menyaksikan begitu tidak sedikit sampah berserakan entah dari mana datangnya.
Fana mulai membersihakan ruang tamu itu dan melemparkan sampah di belakan rumahnya. Di senja harinya datang tukang sampah keliling hendak mengambil sampah - sampah di lokasi tinggal Fana, ia menyimak tukang sampah tersebut bekeraja memungut setiap sampah dan mengelompokkannya dan Fana menyaksikan bahwa di desanya pemakaian sampah plastik khususnya botol mineral sangat tidak sedikit pemakaiannya. Fana mulai berfikir tanpa mengejar solusi mengenai bagaimana teknik menanggulangi masalah sampah itu dengan suasana desa yg jauh dari kota.
Hari Minggu pagi, tersiar suara mobil mendekati lokasi tinggal Fana hingga berhenti di depan rumahnya, pintu mobil mulai tersingkap keluarlah seorang anak wanita dari dalam mobil dia ialah Ria anak kecil yg menelepon Fana pada hari Sabtu, lantas dari dalam mobil terbit dua orang dewasa tidak lain ialah orang tua Ria serta paman dan bibiku. Ria berlari menghampiriku sambil membawa sebuah benda berwarna merah dan terlihat laksana botol minum namun tidak tercipta dari plastik ataupun kaca. Ria semakin dekat mendekat Fana dengan wajah yg gembira, Fana mulai beranjak dari tempatnya mendekat anak tersebut, sampai mereka saling berhadapan ,Ria langsung menyerahkan benda yg dibawanya untuk Fana. Fana memperhatikan lain serupa botol itu dan bertanya “benda apa ini”,Ria berlari mendekat ibu Fana dan Ibu Ria tiba-tiba menyela pembiaraan dan berkata”itu botol minum namanya Tumbler” lantas Fana bertanya “apa bedanya dengan botol biasa” kemudia ibu Ria menyatakan bahwa botol minum itu adalahbotol minum yang tercipta dari stainlesstyle dapat digunakan berkali – kali dan dapat membuat air panas tahan panas.
Fana mulai berfikir bagaimana andai tempat minum ini di distribusikan di wilayah ini, tentu akan menciptakan desa semakin bersih bebas dari sampah plastik, Fana bertany untuk bibinya “ apakah benda ini dapat di buatan massal ? “ ibu Ria membalas dengan nada energik “ tentu, di kota botol laksana ini telah sangat tidak sedikit di produksi, bahkan menjadi perangkat minum yang populer dari kalangan anak – anak sampai orang dewasa, pasti anda tau sendiri bila plastik sulit dimusnahkan, sebagai gantinya botol ini bisa menjadi penyelesaian pengurangan sampah plastik di Negri ini maupun di dunia dan pastinya botol ini tahan lama“,ibu Ria berbicara lagi “oh,dan pun botol ini dapat di kustom atau dapat di beri dekorasi sesuai kemauan masing – masing.” Fana menyaksikan pamannya terbit dari mobil membawa kardus yg lumayan besar, ia menyerahkan karudus tersebut kepada ayah Fana. Fana menyaksikan proses itu dan bertanya untuk bibinya “ bi,apa isi kotak itu“, bibi membalas “ oh itu,itu isinya sama dengan yg anda bawa dalam kotak itu mengandung lima belas botol, biar dapat kamu untuk – bagikan untuk temanmu ”,Fana berbicara terimakasih tidak sedikit dengan wajah senang, ibu Ria tidak banyak bingung dengan tingkah Fana. Keluarga mereka merayakan reuni kecil – kecilan sampai waktunya family Ria pulang ke kota.
Pagi harinya Fana mengucapkan pendapatnya untuk ayahnya dan meminta ayahnya untuk menggagas pendapat tersebut kepada kepala desa, sesampainya di balaidesa ayah Fana dan Fana, mengucapkan pendapat Fana yakni meminta iuran untuk seluruh penduduk desa untuk melakukan pembelian Tumbler di kota guna menggantikan sampah botol yg semakin hari semakin meningkat dengan mengindikasikan bukti botol yg diangkut keluarga Ria pada hari Minggu, kesudahannya kepala desa setuju dan mulai mengoleksi dana untuk melakukan pembelian tumbel dengan sekala besar dan mulai memesan tumbler melewati perantara ayah Ria, seminggu kemudia Tumbler yg dipesan mendarat dan mulai dipecah – bagikan untuk warga, tak perlu selang masa-masa lama sampah di desa itu mulai merasakan perubahan dan botol minum Tumbler menjadi tren baru di desa tersebut, bahkan mulai terdapat orang yg membuka usaha botol Tumbler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar